Minggu, 24 April 2011

Fulll Time : PSM Makassar ( 4 ) Vs Persebaya 1927 ( 0 )

   Makassar – Tampil tanpa didampingi pelatih Aji Santoso yang lagi sakit, Persebaya 1927 ibarat buaya ompong. Gawang tim asal Surabaya itu jebol empat kali tanpa balas oleh PSM, dalam laga di Stadion Andi Matalatta, Makassar, Minggu (24/4) malam. Tuan rumah mencetak gol lewat Andi Oddang pada menit ke-29 dari titik putih, dan Rahmat yang memborong dua gol yaitu menit ke-56 dan 59. Satu gol lagi tercipta pada menit ke-36 hasil bunuh diri pemain belakang Erol Iba.

Ini merupakan kekalahan kedua Persebaya1927, sekaligus terbesar sepanjang keikutsertaan mereka di ajang Liga Primer Indonesia (LPI). Persebaya 1927 sejatinya sudah menurunkan skuad terbaiknya minus kiper Endra Prasetya yang duduk di bangku cadangan. Benteng pertahanan mereka diisi kwartet Erol Iba, Michael Cvetkovski, Otavio Dutra, dan Khusnul Yuli. Lini tengah bermaterikan Andik Vermansyah, Taufiq, John Tarkpor, dan Rendi Irwan. Duet I Made Wirahadi dan Andrew Barisic menjadi harapan Persebaya 1927 di lini depan.

Sementara tuan rumah memasang Deni Marcel sebagai kiper utama. Empat pemain di lini pertahanan adalah Supriyono, Goran Subara, Hendra Wijaya, dan Satrio Syam. Lini tengah Juku Eja – julukan PSM – diisi Kwon Jun, Srecko Mitrovic, Richard Knopper, serta M. Fadli. Rahmat dan Andi Oddang didapuk sebagai tukang gedor.

Pada pertandingan yang dipimpin wasit Aleksandar Velickovic itu, gawang Persebaya 1927 yang dijaga Afrianto masih perawan hingga 20 menit pertama.Namun, eks kiper Sriwijaya FC itu membuat kesalahan pada menit ke-29.



Berawal dari pelanggarannya kepada Oddang, wasit pun menghadiahkan penalti untuk tuan rumah dan kartu kuning untuk Afrianto. Oddang yang tak lain mantan pemain Persebaya 1927, melakukan eksekusi dengan sempurna. Tujuh menit kemudian gawang Persebaya 1927 kembali kebobolan, kali ini oleh gol bunuh diri Erol Iba.

Mengawali babak kedua, gawang Persebaya 1927 nyaris jebol lagi. Beruntung tendangan keras Rahmat masih membentur tiang gawang. Namun, pada menit ke-56 Rahmat betul-betul mencetak gol dan membuat timnya unggul 3-0. Tak puas sampai di situ, tiga menit kemudian Rahmat melesakkan gol keduanya.

Para pemain Persebaya 1927 sebenarnya juga menciptakan sejumlah peluang berbahaya, tapi tak satupun yang berhasil dikonversikan menjadi gol. Tim pelatih lantas memasukkan pemain muda Aulia Ardly untuk menggantikan Erol Iba pada menit ke-70. Namun, rotasi ini tidak banyak menolong, dan hingga pertandingan berakhir skor tetap 4-0 untuk PSM.

Kepada Tim Media LPI, Aji Santoso mengaku tidak bisa mendampingi timnya karena sedang sakit, dan harus istirahat di rumahnya di Malang. "Sebenarnya saya mau nekat nyusul ke sana, tapi karena kondisinya tidak memungkinkan akhirnya saya batalkan. Saya harus cek darah, dan alhamdulillah ternyata bukan demam berdarah. Cuma gejala tifus, tapi kata dokter saya tetap harus istirahat," tutur Aji.


Menurut Ibnu Grahan, kekalahan Persebaya 1927 murni akibat kesalahan para pemainnya. Gol pertama penalti, gol kedua bunuh diri, dan gol ketiga dari tendangan jarak jauh yang sebenarnya tidak terlalu keras. "Ya nggak apa-apa, nanti sepulang dari Makassar kita evaluasi lagi," asisten pelatih Persebaya 1927, yang juga mantan pelatih Arema dan Persisam, itu menjelaskan.

Di sisi lain, pihaknya juga mengkritik wasit Aleksandar Velickovic yang baru datang 25 menit sebelum pertandingan. "Ini bukan soal kepemimpinannya, tapi waktu kedatangannya itulah yang kita sesalkan," cetus Ibnu Grahan.

Husain Abdullah mengatakan, para pemainnya sejak awal merasa lebih tertantang karena menghadapi Persebaya 1927. Tim pelatih juga sengaja memanas-manasi Andi Oddang dan kawan-kawan agar jangan sampai kalah oleh klub dari Kota Buaya itu. "Ini soal gengsi, juga harga diri. Sejak jaman perserikatan juga begitu, bahwa PSM dan Persebaya selalu bersaing," kata Managing Director PSM itu.

Tak heran bila laga tadi malam disaksikan tak kurang dari 10 ribu pendukung tuan rumah. Husain Abdullah mengakui, bisa jadi absennya Aji Santoso membuat permainan Persebaya 1927 tidak seperti biasanya. "Kita tadinya mengira serangan balik mereka berbahaya. Ternyata tidak juga, karena itu sudah kami antisipasi. Ya, inilah PSM. Kalau lawannya bagus, spirit anak-anak pasti tinggi untuk mengalahkan mereka," tutup Husain Abdullah.

0 komentar:

Posting Komentar